Jumat, 06 Januari 2017

Lumpia Gang Lombok : Sang Legenda yang Terus Dilestarikan



Lumpia Gang Lombok merupakan pembuat lumpia asli semarang generasi ketiga yang diteruskan oleh Siem Gwan Sing anak dari Tjoa Thae Joe-Wasi. Generasi ini merupakan yang tertua diantara yang lainnya (sekitar 68 tahun) ini tetap berjualan di sekitaran daerah pecinan semarang, tepatnya di Jalan Gg. Lombok disamping kelenteng Tay Kak Sie.Dengan citarasa yang tetap dilestarikan membuat tempat ini tidak sepi pembeli walaupun tempat ini hanya sebuah kios kecil yang sederhana.

Untuk menuju ke kesana, kamu dapat menggunakan BRT semarang dengan berhenti di SMA mataram atau Dargo (berhenti di jalan MH. thamrin) kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek (baik konfensional maupun secara online) untuk diarahkan menuju Gg. Lombok.



Walaupun sudah datang sekitar jam 8, keramaian pembeli sudah cukup banyak untuk membawanya sebagai oleh-oleh. Kemudian aku memesan 2 lumpia masing-masing goreng dan basah untuk dimakan ditempat dan untungnya aku bisa mendapat tempat duduk untuk bisa makan.

  




Untuk tempat makan sendiri bisa dibilang sedikit karena tempat ini berupa kios kecil. Karena berjualan serta pembuatannya di kios kecil, kita dapat melihat langsung proses pembuatannya dari isian lumpia yang berupa rebung, udang,telor hingga menjadi lumpia baik basah maupun yang sudah digoreng, yaa cukuplah untuk mengusir rasa bosan dan lelah setelah perjalanan.


Beberapa menit menunggu akhirnya pesananku datang. Dengan kondisi baru matang, pesananku  (goreng yang sebelah kiri dan basah sebelah kanan) memiliki ukuran cukup besar masing-masing 4 potong nan menggoda dengan acar menitmun, serta saus tapioka bewarna kecoklatan plus diberi tambahan bawang putih yang sudah diulek.

Untuk isiannya sangat banyak dan enak bahkan rasa rebung dan udang tidak terasa dan hanya rasa gurih dan sedikit manis yang akan terasa di mulut. Untuk versi basahnya kita bisa merasakan isiannya nan enak dan kulitnya yang lembut sehingga tiap kunyahannya terasa mudah tanpa memberi beban. Dan versi gorengnya rasannya seperti nilai tambah tersendiri karena walaupun digoreng, rasa kulitnya tidak terasa keras dan tidak terlalu lembek.
    

Selain lumpia, kita juga akan diberi beberapa daun bawang utuh, cabai rawit hijau, serta selada di piring yang berbeda. Melihat ketiganya dimakan bersama rasanya sangat aneh namun jika dimakan bersama lumpia, rasa daun bawang, selada, serta cabai hijau bercampur lumpia terasa sangat nikmat untuk menemani kenikmatan lumpia ini.

Walaupun beberapa orang mengatakan bahwa lumpia ditempat ini haram karena masalah sepele (karena dijual oleh orang cina dan tempatnya di pecinan yang beberapa makanannya non halal), namun tidak terlihat hal-hal yang dicurigakan seperti minyak yang digunakan serta isinya yang tidak menandung unsur babi sehingga halal untuk muslim (termasuk aku sendiri). Bahkan aku sendiri melihat banyak yang ibu-ibu berkerudung membeli lumpia juga kok selain orang tionghoa itu sendiri.

Walaupun sudah datang pagi, untuk yang membawanya sebagai oleh-oleh harus menunggu sangat lama dan salah satu pembeli yang duduk disampingku sudah menunggu dari jam setengah 7 dan baru diterima sekitar jam setengah 9 karena selain memesan ditempat juga ada pesanan via telepon sehingga kamu harus ekstra bersabar. 

Untuk harganya sendiri baik goreng maupun basah adalah Rp. 15.000 per biji (harga per oktober 2016). Harga tersebut bisa dikatakan cukup mahal sehingga untuk yang uangnya terbatas harus nabung untuk menikmatinya. Namun harga tersebut terbayar dengan rasanya yang luar biasa dibandingkan lumpia yang dijual di tempat lain.


Untuk yang dibawa sebagai oleh-oleh, lumpia-lumpia baik goreng atau basah akan dimasukkan kedalam besek beserta bumbu dan pelengkapnya dan dapat bertahan sekitar seminggu.

Kelebihan:
- Rasa lumpianya tidak terasa rebung dan udang.
- saus untuk lumpianya sendiri tidak terlalu manis dan tidak terlalu gurih sehingga rasanya seimbang.
- terdapat selada untuk menemami makan lumpia selain daun bawang dan cabe rawit hijau.
- Cepat dilayani jika ingin makan ditempat.
- (jika beruntung) bisa dapat minum secara Cuma-Cuma untuk makan ditempat.
- bisa melihat proses pembuatan lumpianya dengan mata telanjang dari bahan mentah hingga menjadi lumpia (baik basah maupun goreng).

Kekurangan:
- harus menunggu lama bagi yang ingin membawanya sebagai oleh-oleh.
- tempat makannya terbatas.
- harganya cukup mahal untuk sebuah lumpia.
- akses menuju ke Lumpia Gang Lombok cukup sulit baik dari akses transportasi umum maupun kendaraan pribadi untuk kesana.

Kesimpulan
Dengan kenikmatan melegenda yang terus dipertahankan, Lumpia Gang Lombok ini dapat kamu jadikan sebagai oleh-oleh khas dari kota lumpia ini. Dengan kenikmatan lumpianya sendiri yang tidak berbau baik itu rebungnya tak berbau maupun udangnya tidak terasa sedikitpun menjadi nilai tambah tersendiri. Namun itu harus dibayar dengan harga yang sangat mahal untuk sebuah lumpia dan harus menunggu panjang untuk mendapatkannya. Jika anda tidak terlalu memikirkan masalah tempatnya yang kecil serta desakan pembeli kamu dapat memakannya disini yang cepat terlayani dibanding pembeli yang membawanya pulang.

Related Posts:

1 komentar:

  1. titanium hair - TITS IN AT HOME
    In our store titanium sunglasses in the state of Ohio, we've got a large assortment of titanium scrap price products trekz titanium headphones to order online. It gold titanium also iron titanium token has the right amount of room service. Rating: 4.6 · ‎5 reviews

    BalasHapus